Friday, 21 August 2015

Refleksi Ramadhan-Syawal


Assalamu’alaykum…

Postingan ini sejujurnya hanya berisi curhatan tidak penting saja, namun entah kenapa saya tetap ingin menulisnya di sini hehee. Jadi bagi yang tidak berkenan silakan skip saja untuk membaca postingan ini. Memangnya ada yang baca?

Ramadhan sudah satu bulan lebih berlalu.

Mari flashback ke beberapa hari sebelum ramadhan.
Di situ saya dengan semangat -palsu mungkin- menuliskan beberapa targetan yang berharap akan bisa dicapai selama bulan ramadhan. Sebenarnya targetnya juga tidak muluk-muluk. Beberapa diantaranya seperti sholat tepat waktu, khatam 30 juz, beberapa sholat sunnah rutin dan sebagainya. Sebenarnya jika dipikir-pikir, targetan ini tidak begitu wah sehingga harus mengeluarkan usaha lebih. Tidak begitu wah juga sehingga seharusnya bisa dilakukan pula di luar ramadhan.

Lalu seperti apa implementasinya?
Ada sedikit target yang tercapai (mungkin sekitar 5%?). Yang lainnya? Saat itu saya berdalih sibuk. Memang apa yang saya lakukan pada bulan itu? Saya sedang gencar-gencarnya mengejar target sidang skripsi agar bisa diwisuda bulan agustus ini. Sayangnya sibuk ini juga merupakan alasan kenapa saya mengabaikan bulan suci ini tahun lalu. Pada ramadhan tahun lalu, saya melaluinya di tengah-tengah euforia KKN. Saat itu bahkan lebih parah rasanya jika dibandingkan dengan tahun ini.

Padahal kalau boleh jujur, seberapa sibukkah saya pada waktu itu? Tidak adakah waktu beberapa menit, untuk sekedar sholat, tilawah, murojaah dan lainnya? Tidak adakah materi beberapa ribu rupiah untuk dikeluarkan? Ada. Seharusnya ada. Tapi mengapa saat itu saya bilang bahwa saya sibuk?

Jujur, mungkin saya hanya sok sibuk.
Mungkin sebenarnya sibuk itu adalah alasan termudah untuk dikatakan?
Mungkin sibuk sebenarnya hanyalah bentuk excuse lain dari kemalasan dan keengganan saya sendiri?

Beberapa bulan yang lalu, ada sebuah pesan dari grup WhatsApp saya. Grup ini berisikan orang-orang yang hebat, tentunya kecuali orang yang username-nya berinisial FQ. Pesannya panjang, tapi kurang lebih penutupnya seperti ini.
“Sesibuk-sibuknya kamu, kamu pasti akan meluangkan waktumu kalau hal itu kamu anggap penting.”
(Mungkin kata-katanya sudah banyak termodifikasi seperti resep-resep di blog ini yang sudah saya tampilkan. Saya memang tidak terlalu pandai menjaga memori.)

Nah!
Apa saat itu, saya menganggap ibadah kepada Allah bukanlah hal yang penting?
Meski sudah banyak sekali pertolongan yang sudah Allah berikan kepada saya, dan saya tetap …? 
Sebenarnya Allah ada diprioritas saya yang ke berapa?

Berbekal pengalaman tahun sebelumnya, seharusnya saya  belajar dan sudah mengerti. Apakah saya termasuk seseorang yang -maaf- bodoh untuk memahami pelajaran yang diberikan? Pelajaran dari guru di sekolah, mungkin tidak. Pelajaran kehidupan, mungkin saya memang belum pintar.

Ramadhan selanjutnya berlalu, terlewatkan begitu saja.

Bulan syawal datang. Saya kembali melakukan kebodohan yang sama. Puasa syawal yang sejatinya dilakukan selama 6 hari, hanya saya lakukan 4 hari. (Semoga Allah menerima puasa saya.) Ah, syawalnya masih lama kok. Ah, besok masih syawal kok. Saya sibuk mengatur jadwal dan urusan pre serta pasca sidang terbuka. Saya sibuk mengurus wisuda.
Ah ah sibuk sibuk… alasan itu lagi. Kapan sebenarnya saya mau belajar?

Beberapa minggu yang lalu saya kembali menerima pesan dari sebuah grup WhatsApp yang juga beranggotakan orang-orang hebat (kecuali username yang berinisial FQ).
“Saat bulan ramadhan kita berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah. Namun seusainya? Kita kembali lagi dengan ibadah kita seperti sedia kala. Sebenarnya kita ini hamba Allah atau hamba ramadhan?…”

Seharusnya kita adalah hamba Allah. Kita adalah hamba Allah, baik di bulan ramadhan maupun bulan lainnya. Kalau kita mengaku sebagai hamba, bukankah seharusnya apa yang kita perbuat benar-benar mencerminkan penghambaan kita kepadaNya? Dua belas bulan, apakah selamanya saya terus-terusan mengaku sibuk?

Mungkin sibuk sebenarnya hanyalah bentuk excuse lain dari kemalasan dan keengganan saya sendiri. Karena sesibuk-sibuknya saya, saya pasti akan meluangkan waktu saya kalau hal itu saya anggap penting.

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang hebat dan beruntung. Semoga kita bisa lebih pintar dan memahami, tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

Wassalam….

No comments:

Post a Comment

Hai haaaaiiii terimakasih sudah mampir ke blog My Rustic Dishes.
Kalau ada yang kurang jelas, atau ada yang ingin ditanyakan silakan tinggalkan komentar di sini :)

Komentar kalian akan membuat blog ini lebih hidup. Terima kasih, You guys are awesome! :D