Yaaay! Another pudding! Sepertinya ini resep puding ke tiga yang muncul
di My Rustic Dishes. Resep pertama
adalah Puding Alpukop. Apakah alpukop itu? Silakan klik di sini untuk cari tahu.
Resep puding ke-2 yakni puding roti kopi. Resepnya bisa diklik di sini.
Flan alias crème caramel alias
puding karamel merupakan makanan bercita rasa manis seperti puding dengan
saus karamel di atasnya. Saya belum pernah menemukan makanan ini di Indonesia (saya
memang kuper), tapi makanan ini sangat terkenal di luar sana. Bahan utama flan
adalah telur, namun pada eksperimen saya kali ini saya beri tambahan berupa
labu kuning, agar nilai gizinya bertambah.
Saya menggunakan resep milik
Ochikeron sebagai panduan. Silakan lihat videonya di sini, semisalnya malas
menerjemahkan di bawah sudah saya tulis resepnya dalam bahasa Indonesia kok hehe.
Dikarenakan lidah saya medhok, salah satu bahan yakni susu saya ganti menjadi
santan. Hmm… labu dan santan, kayak kolak ya?
Bahan :
Karamel : 40 g gula pasir
dan 1 sdm air
Puding :
350 g daging labu kuning kukus
3 butir telur
300 mL santan (saya pakai kara
130 mL + air sampai 300 mL)
70 gula pasir
½ sdt garam
½ sdt bubuk vanilla (atau bisa
diganti dengan 1 vanilla pod atau vanilla extract)
1 sdt bubuk kayu manis
Step :
1. Buat karamel dengan memanaskan
gula dan air hingga berwarna coklat amber. Jangan aduk karamel karena penngaduk
akan menurunkan suhu karamel sehingga terjadi rekristalisasi. Goyangkan panci
agar karamelisasinya merata.
2. Tuang karamel di loyang.
Biarkan dingin dan mengkristal.
3. Kukus labu dan hancurkan
sampai halus.
4. Untuk membuat puding, dengan
panci bekas karamel masak santan dengan gula, garam dan kayu manis hingga gula
telarut. Tidak perlu sampai mendidih cukup hangat saja.
5. Di wadah lain, kocok telur
dengan vanilla.
6. Masukkan campuran santan ke dalam wadah telur sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk (biar nggak jadi telur orak arek).
7. Saring campuran no.6 untuk
menghasilkan puding yang lembut, dan masukkan ke labu yang sudah dihaluskan. Jika ingin membuat puding super lembut bisa disaring lagi.
8. Tuang adonan di atas karamel
yang telah membeku.
9. Letakkan serbet di bawah
loyang. Rendam serbet dengan air, namun jangan sampai air melebihi setengah
tinggi loyang. Kukus selama 60 menit dengan api kecil.
10. Dinginkan, masukkan chiller
kulkas sampai padat minimal ± 3 jam.
Review :
· My
tastebuds were blown away hahaha lebay. Tapi emang benar kok, ini sensasi
yang saya rasakan ketika pertama kali mencicipi flan labu kuning ini.
· Lembut dan lumer. Jadi makannya harus pakai
mangkok dan sendok ya, tidak bisa langsung dipengang dengan tangan kosong.
Curcol-curcol dulu yuk
–maksabanget-
Saat membuat karamel karena
menggunakan panci hitam perubahan warna amber menjadi tidak kelihatan.
Karena menurut saya sudah cukup lama (mungkin lebih dari lima menit) karamel
langsung saya tuang ke loyang. Ternyata… warnanya masih putih kecoklatan. Karena
karamel akan banyak terbuang kalau saya kembalikan ke panci, maka saya langsung
panaskan loyang berisi karamel di atas kompor. Untungnya saya menggunakan
loyang alumunium, jadi tahan panas. Alhamdulillah berhasil mendapatkan warna
amber yang cantik :D
Pada eksperimen ini, saya menggunakan 700 g labu yang masih lengkap dengan biji dan kulitnya. Setelah dikukus, dagingnya saja menghasilkan 350 g. Saya menghancurkan labu dengan
punggung sendok jadi labunya tidak halus-halus amat yaa. Saran saya jika menginginkan tekstur yang sangat halus labunya diblender saja.
Saya tadinya mencoba menyaring labu kuning, tapi malah yang keluar dari
saringan justru air dari labu kuning dan sebagian (sangat) kecil daging labu.
Jadi saya menyerah hahaha.
Di resep ini karamel pada panci
tidak perlu susah-susah dibersihkan karena sudah ‘dicuci’ dengan santan. Oiya pakai santan segar bisa banget loh, malah lebih enak. Karena malas,
santan instan menjadi pilihan.
Ada yang penasaran kenapa
saya memakai serbet untuk mengukus? saya juga bingung. Saya pernah membaca
untuk mendapatkan hasil flan yang mulus, harus loyang harus dialasi dengan
serbet yang direndam air. Jadi, saya ikuti saja. Senbenarnya dipanggang juga bisa
kok. Di resep aslinya juga dipanggang selama 50 menit. Eh tapi kalau pakai
santan saya kurang tahu juga sih dipanggang berapa menit. Sorry…
Saran saya yang lain, pakai
loyang tahan panas ya. Karena suhu karamel itu sangat tinggi yakni 171,1
derajat celsius! Hmm… serem yaa. Hati-hati juga misalnya terkena tangan, langsung
rendam dengan air dingin (lebih baik air es) untuk menghentikan proses
pemasakan daging kita.
Apabila flan sudah dingin dan
memadat bisa dikeluarkan dari cetakan. Hangatkan sebentar loyang, bisa dengan
direndam air hangat atau panas. Sedangkan saya langsung taruh loyang di kompor
sekitar 10 detik untuk sedikit mencairkan karamel. Tararaa… puding merosot
dengan suksesnya. Jujur saya agak kaget saat mendengar puding jatuh ke piring,
takut hancur. Alhamdulillah tak hancur. Agar lebih mudah dikeluarkan, bagian
pinggir loyang bisa dioles dengan mentega dulu sebelum puding dituang. Jika masih sulit turun, pinggiran
flan bisa dikorek dengan pisau kecil. Atau lebih gampang langsung disendok dan
dimakan saja :D
Btw biji labu bisa dimakan loh.
Di foto saya menggunakan biji labu yang disangrai sebagai garnish. Jadi cantik kan? kan? Maksa banget sih, dasar orang
narsis. Padahal juga biasa aja. Abaikan.
(Kalau ada yang mempertanyakan kenapa watermarknya Aqon Swa © 2015 bukan Aqon Swa © 2016 karena memang resep ini saya coba pada (akhir) tahun 2015 hehee)
Sekian, semoga bermanfaat :3
Kabocha Purin Cake for Halloween
(Pumpkin Pudding) ハロウィンにかぼちゃプリンケーキ - OCHIKERON - CREATE EAT HAPPY
No comments:
Post a Comment
Hai haaaaiiii terimakasih sudah mampir ke blog My Rustic Dishes.
Kalau ada yang kurang jelas, atau ada yang ingin ditanyakan silakan tinggalkan komentar di sini :)
Komentar kalian akan membuat blog ini lebih hidup. Terima kasih, You guys are awesome! :D