Saturday, 12 September 2015

ROTI GULUNG COKELAT KEJU PAKAI OTANG- Choco Cheese Roll Buns

Recipe in broken english available bellow

Katanya sudah mulai kuliah lagi? Kok masih sempat ngeroti?
Hehee, hari selasa 8 September kemarin, saya mendapat kabar bahwa dosen tidak bisa mengisi jam kuliah untuk saat itu. Entah kenapa ada kebahagiaan kecil yang meletup-letup membayangkan seandainya saya bisa formulasi roti lagi. Akhirnya setelah menimbang dan merenung sesaat, saya langsung tancap gas membuat adonan tangzhong. Haahhh…. Sejujurnya masih banyak roti yang ingin saya formulasikan ^_^

Resep adonan dasar yang saya pakai adalah adonan 80% terhidrasi. Saya sudah terlanjur suka dengan adonan ini karena angkanya mudah diingat, jadi saya tak perlu membuka catatan di tengah-tengah proses. Berikut resepnya.

Bahan (Ingredients):
A. Tangzhong starter
30 g tepung terigu protein tinggi (30 g strong flour)
2 sdm susu bubuk (2 tbsp milk powder)
150 ml air (150 ml water)

B. Biang (Yeast mixture)
1,5 sdt ragi (1,5 tsp yeast)
1 sdm gula (1 tbsp granulated sugar)
1 sdm susu bubuk (1 tbsp milk powder)
90 ml air (90 ml water)

C. Lainnya (other)
270 g tepung terigu protein tinggi (270 g strong flour)
30 g margarin asin (30 g salted margarine)
25 g susu bubuk (25 g milk powder)
80 g gula halus (80 g caster sugar)
½ sdt minyak sayur ( ½ tsp vegetable oil)

D. Adonan cokelat (chocolate batter)
1,5 sdm cokelat bubuk + 10 g gula bubuk (1,5 tbsp cocoa powder + 10 g caster sugar)

E. Filling
Keju cheddar parut 100 gram (100 g shredded cheddar cheese)
Susu kental manis secukupnya (Sweeten condensed milk q.s.)

Step
1. Buat adonan tangzhong starter dengan melarutkan semua bahan. Aduk rata hingga tidak berbutir sebelum dipanaskan dengan panci di atas api kecil. Aduk-aduk terus agar tidak gosong. Matikan api bila sudah mengental. Dinginkan. (To make tangzhong starter, mix well all ingredient A before heating. Always stir and cook in low heat until it thickened. Let it cool completely.)

2. Buat adonan biang dengan mencampurkan semua bahan biang. Aduk rata dan sisihkan. (Mix all B ingredients. Set aside.)
3. Dalam wadah lain masukkan tepung 270 g dan margarin. Aduk ringan hingga berbentuk butiran-butiran kecil margarin yang tersalut tepung. Tambahkan sisa bahan C dan aduk rata. (In a bowl, add in 270 g strong flour and margarine. Mix with your fingertip until it become small crumb. Add in the remaining of ingredient C. Mix well.)

4. Ke dalam wadah besar masukkan adonan biang dan tangzhong starter. Aduk rata. Tambahkan campuran bahan C. Aduk rata dengan sendok sebelum diulen. (In another bowl, mix all the wet mixture –tangzhong and yeast mixture-. Add in Mixture C. Stir with a spoon until become homogenous before kneading on work mat.)

5. Ulen selama 45 menit dengan tangan. Jangan tambahkan terigu lagi di papan ulenan. Boleh menambahkan sedikiiiiiit terigu ke tangan. Bersihkan adonan yang menempel di papan maupun di tangan dengan scraper. (Hand knead for 45 minutes. Don’t dare to sprinkle any flour on your work surface, but your fingers. If it sticks, clean with dough scraper.)

6. Bagi adonan menjadi dua bagian yangtidak sama besar, satu sebesar 1/3 bagian dan satunya lagi sebesar 2/3 bagian. (Cut the dough into 1/3 and 2/3.)

7. Tambahkan cokelat dan 10 gram gula bubuk pada 1/3 bagian adonan, ulen dan tambahkan air bila adonan terasa berat. Ulen hingga warna cokelat tercampur rata. (Add in cocoa powder and caster sugar into 1/3 dough. Continue kneading until the brown colour is well distributed. Add in water if the dough is tough or heavy.)

8. Tutup dan istirahatkan adonan 1-2 jam, atau sampai mengembang minimal dua kali lipat, atau bisa disimpan dalam wadah kedap udara di chiller kulkas semalaman. (Cover and let it rise for 1-2 hour(s), or until it double in volume, or you can proof it overnight in air tight container in  chiller.)

9. Dengan roller pin, pipihkan adonan putih membentuk persegi panjang berukuran 60 x 20 cm. Pipihkan juga adonan cokelat hingga membentuk persegi panjang ukuran 55 x 15 cm. Letakkan adonan cokelat piph di atas adonan putih pipih. Oles adonan cokelat dengan susu cair sebelum diberi taburan keju cheddar. Gulung adonan sehingga membentuk sebuah gulungan yang panjang. Potong-potong adonan sehingga menjadi 20-24 bagian tergantung besar kecilnya roti yang diinginkan. Tata di atas loyang ataupun pada loyang muffin. Istirahatkan adonan 45 menit. (Flatten the dough with rolling pin. Make white dough in to 60 x 20 cm, and chocolate dough to 55 x 15 cm rectangle. Place chocolate dough on the white dough. Spread the condensed milk on top of chocolate dough, and sprinkle with shredded cheddar cheese. Roll it, so you get a long tube. Cut into 20-24 pieces or depend on your preferred size. Arrange in baking tray or muffin cup. Proof the dough for another 45 minutes.)

10. Panggang selama 20 menit dengan api sedang-tinggi dalam otang yang sudah dipanaskan. (Bake in the preheated otang/ oven, medium-high heat for 20 minutes.)

11. Keluarkan dari otang dan JANGAN langsung foto! :p (Take it out from the otang and… DO NOT immediately take some pictures! :p)

Review :
  • Enaak, seperti biasa hahaha (narsis). (Delish, as usual hahaha – Forgive my narcissistic.)
  • Kejunya kerasa, tapi keluar semua dari adonan setelah diistirahatkan ^^” (Cheesy, but after 1 rest, all the cheese were out of the bun ^^”)
  • Empuk, tetap empuk walaupun sudah dingin, sampai esok hari. (Soft, remains soft until the next day.)
  • Adonan cokelat juga manis. (The chocolate bread was sweet.)
  • Aku suka serat rotinya. (I love the ..... what? don't know english >,<)
Serat roti bagian putih
Serat roti bagian cokelat
By the way, sebaiknya roti ini dimakan selagi hangat, meskipun kalau sudah dingin juga tetap enak sih. Kemarin saya malah langsung jeprat jepret roti ini setelah keluar dari oven. Pas mau dimakan yaaaah ternyata sudah dingin. Tiada yang bisa mengalahkan kelezatan roti hangat yang fresh from the oven kan? Saat itu saya agak menyesal, seharusnya saya makan dulu paling tidak satu, atau dua, atau tiga buah roti hangat baru kemudian sisanya difoto, hiks :(

Jadi sebaiknya, jangan langsung jepret jepret yaaa… Boleh foto, tapi jangan lupa waktu. Abaikan saja postinganku sebelumnya (di sini) yang meminta untuk beberapa kali memfoto roti setelah keluar dari otang hihihi. Kenikmatan menyantap roti hangat itu tidak bisa ditukar dengan milyaran foto bagus bahkan profesional (apalagi amatiran macam saya) sekalipun.


PS. Sorry for my broken english

No comments:

Post a Comment

Hai haaaaiiii terimakasih sudah mampir ke blog My Rustic Dishes.
Kalau ada yang kurang jelas, atau ada yang ingin ditanyakan silakan tinggalkan komentar di sini :)

Komentar kalian akan membuat blog ini lebih hidup. Terima kasih, You guys are awesome! :D